Tidak semua budaya dari luar itu jelek. Misalnya budaya menghargai waktu. Salah
satu ungkapan yang sudah ada sejak lama di Amerika, “Time is money”, diucapkan
oleh Benjamin Franklin, salah satu Founding Father dari Amerika Serikat
di majalah The Free-Thinker pada tahun 1719. Contoh lainnya adalah orang-orang
Eropa mereka gemar melakukan riset di berbagai bidang. Mulai dari bidang
teknologi, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, hingga kemanusiaan.
Namun, ada juga budaya yang harus kita waspadai, yaitu budaya-budaya
dari luar yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara. Dan saat ini tampaknya
Ketahanan nasional kita sedang diuji. Kita dibanjiri konten-konten viral yang
berisi perilaku kurang mendidik, film-film dari luar negeri yang menampilkan
gaya hidup, norma, dan nilai-nilai yang berbeda dari budaya bangsa, juga
fashion yang diadopsi tanpa mempertimbangkan nilai-nilai lokal yang dapat
mengikis identitas budaya bangsa. Jika tidak segera melakukan langkah
antisipasi, maka cara berpikir generasi muda dapat terpengaruh oleh nilai-nilai
asing yang jauh dari jati diri bangsa Indonesia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakat.
Beliau sangat menekankan pentingnya pendidikan yang berpihak pada anak,
yaitu pendidikan yang menghargai potensi dan perkembangan setiap anak, serta
mengutamakan pembentukan karakter dan budi pekerti. Dengan kata lain,
pembentukan karakter positif harus ditanamkan sejak masa anak-anak.
Undang-undang ini menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan nasional
adalah membentuk manusia yang beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, inovatif, dan mandiri, serta memiliki kemampuan untuk mengabdi dalam
masyarakat.
Pelaksanaan proses Pendidikan yang didasarkan pada pasal 3 UU No.20
tahun 2003 dengan fokus pada salah satu aspek ketahanan negara yaitu budaya,
akan melahirkan generasi berkarakter positif sesuai jati diri bangsa Indonesia yang
mampu menangkal pengaruh buruk budaya dari luar yang tidak selaras dengan nilai-nilai
bangsa.
Oleh karena itu, Pendidikan berbasis budaya menjadi urgen diterapkan
dalam proses pembelajaran demi memperkuat karakter generasi yang siap
mewujudkan tujuan berdirinya negara Indonesia.






Posting Komentar