FdBNug3og029aauasyNXlTFHjRJFgNaKycZdy6mc

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Nilai-Nilai Luhur Budaya Sungai Urang Banjar

Memahami arti budaya

Kata "budaya" berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "buddhayah", yang merupakan bentuk jamak dari "budhi" yang berarti budi atau akal. Menurut KBBI, akal diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, berpikir, dan memproses informasi. Akal juga dimaknai sebagai kemampuan cara memahami lingkungan.

Ketika akal digunakan untuk membentuk cara hidup: memahami lingkungan, membuat keputusan, dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik, dan berinteraksi sosial yang terbentuk dalam perilaku kemudian diwariskan turun temurun, maka itulah yang disebut dengan budaya. Jadi, budaya dapat dipahami sebagai cara pandang yang berasal dari akal dan budi sebagai hasil pemikiran yang terwujud dalam tindakan dan perilaku.

Budaya terbentuk melalui proses berpikir, pemikiran, dan kreativitas manusia: hasil dari cipta, rasa, dan karsa manusia, yang mencakup ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan aturan dalam masyarakat. Proses ini melibatkan pemikiran kreatif untuk menciptakan, mengembangkan, dan menyebarkan ide-ide dan praktik-praktik baru.

Ketika berada di lingkungan Sungai misalnya, maka terbentuklah budaya sungai sebagai cara hidup dan berinteraksi sosial yang khas meliputi berbagai aspek: adat istiadat, kepercayaan, kegiatan ekonomi, hingga seni dan hiburan yang terkait dengan sungai. Begitu juga Ketika manusia tinggal di daerah pegunungan atau pesisir pantai.

Kondisi geografis yang berbeda: daerah banyak Sungai, pegunungan dan pesisir Pantai, akan melahirkan budaya yang berbeda. Ini karena manusia yang tinggal di daerah tersebut akan memiliki cara pikir dan kreativitas menyesuaikan lingkungan mereka tinggal.

Budaya Sungai Urang Banjar

Bagi Masyarakat Banjar yang dikenal dengan istilah urang Banjar. Sungai adalah bagian penting dari kehidupan, baik sebagai sumber mata pencaharian, transportasi, maupun sebagai tempat tinggal.

Budaya sungai pada suku Banjar melahirkan berbagai aspek kehidupan yang unik, termasuk tradisi pasar terapung. Sungai juga menjadi inspirasi bagi seni dan arsitektur Banjar, serta menjadi sarana transportasi dan mata pencaharian masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang ideal bagi masyarakat di daerah ini sebaiknya mencerminkan budaya sungai dan potensi yang ada, seperti pengelolaan sumber daya air, perikanan, dan transportasi sungai.

Memelihara ikan nila adalah contoh potensi budidaya ikan yang bisa dimaksimalkan masyarakat Banjar. Sungai-sungai ini dapat digunakan sebagai sumber air untuk kolam budidaya. Koordinasi yagn baik antara dinas perikanan dan pendidikan akan sangat efektif mendukung lancarnya kurikulum muatan lokal. Siswa akan banyak mendapatkan manfaat, baik secara teoritis maupun praktik tentang budidaya ikan

Beberapa SMK di Kalimantan Selatan mempraktikkan konsep ini dengan mendirikan jurusan Agribisnis Perikanan air tawar: SMKN 1 Marabahan, SMKN 1 Tapin Selatan, SMKS Sapala Hulu Sungai Utara, SMKN 1 Banua Lawas Tabalong, dan SMKPP Negeri Paringin Balangan.  

SMK Agribisnis Perikanan Air Tawar fokus pada budidaya dan pengelolaan perikanan air tawar, mulai dari pembenihan hingga pemasaran hasil panen. Lulusan jurusan ini memiliki peluang kerja di berbagai bidang perikanan, baik dalam negeri maupun luar negeri, termasuk menjadi wirausahawan, teknisi tambak, atau bekerja di instansi terkait perikanan.

Nilai-Nilai Luhur Budaya Sungai Urang Banjar

Tidak hanya menjadi muatan lokal jika dikaitkan dengan potensi budidaya ikan air tawar dan kemandirian pangan lokal. Budidaya ikan nila juga dapat dikaitkan nilai luhur masyarakat Banjar yakni kemandirian ekonomi, “Cangkal begawi”, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Urang Banjar terkenal dengan sebutan “cangkalan begawi.” Urang Banjar gigih dan tekun dalam bekerja, tidak mudah menyerah dan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh. Orang Banjar tidak mau keberadaan dirinya membebani orang lain. Memelihara ikan nila adalah gambaran semangat urang Banjar yang pantang menyerah mencari rejeki halal.

Nilai luhur lainnya yang berkaitan erat dengan budidaya ikan nila adalah kepedulian menjaga kelestarian lingkungan. Budidaya ikan nila menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab mencegah pencemaran air. Misalnya dalam pengendalian hama yang mengganggu budidaya ikan nila dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, seperti menangkap hama tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem sungai.



Posting Komentar

Posting Komentar