FdBNug3og029aauasyNXlTFHjRJFgNaKycZdy6mc

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Membangun Kreativitas Melalui Pendidikan Seni


 Lingkungan alam mendorong manusia mencari cara bertahan hidup dan mengembangkan diri. Perubahan cuaca dan ancaman hewan buas misalnya, “memaksa” manusia berpikir membuat tempat tinggal yang aman dan nyaman. Atau untuk memenuhi kebutuhan pangan, manusia terus mencari jalan agar tidak kelaparan. Inilah yang akhirnya membentuk budaya manusia. Karena itulah ada yang berpendapat bahwa budaya adalah hasil pemikiran, karya dan cipta manusia agar dapat bertahan hidup dan berkembang yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat. Hal ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Seni adalah bagian integral dari budaya. Seni lahir sebagai ekspresi budaya yang menggambarkan cara manusia beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir akan mengembangkan budaya yang berkaitan dengan laut:, seni membuat perahu, seni menangkap ikan atau seni tari. Contoh, tari Piasan Meulaot, tari yang mendeskripsikan kehidupan dan aktivitas masyarakat pesisir di Aceh yang bekerja sebagai nelayan.

Serupa dengan Masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan yang memiliki banyak Sungai. “Urang banjar” mengembangkan berbagai teknik dan peralatan menangkap ikan:  jaring dan pancing untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Seni sangat membantu mengembangkan kreativitas, berpikir kritis dan keterampilan motorik seperti dalam kegiatan melukis yang menuntut ketelitian dan imajinasi, atau dalam seni pertunjukan Mamanda yang mengasah kemampuan komunikasi dan kolaborasi. Oleh karena itu, seni penting diajarkan kepada peserta didik dalam bentuk mata pelajaran pendidikan seni.

Salah satu tujuan pendidikan seni adalah mengembangkan kreativitas. Ini menjadi urgen karena tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan di bidang seni semata, tetapi akan memicu munculnya kreativitas di bidang lainnya.

Menurut Munandar (1999), kreativitas adalah kemampuan untuk melihat, berpikir, dan memadukan ide-ide baru yang tidak biasa. Kemampuan menghasilkan karya baru yang bermanfaat baik secara individual maupun sosial adalah kreativitas yang dapat muncul dari mempelajari karya yang ada dan memodifikasinya (Sternberg, 1999). Mozart komposer terkenal dunia asal Austria terinspirasi musik Johann Sebastian Bach. Setelah mempelajarinya, dia membuat karya musik baru yang berbeda dari karya yang telah menginspirasinya.

Pendidikan seni sebagai mata pelajaran mengajarkan nilai-nilai dan berbagai keterampilan seeperti seni rupa, seni tari, seni musik, dan drama yang memunculkan kreativitas peserta didik karena seni memberikan ruang untuk mengeksplorasi ide-ide baru, berpikir di luar batasan, dan mengekspresikan diri dengan cara yang unik.

Sebagai pendekatan, pendidikan seni efektif untuk menunjang pembelajaran pelajaran agama, sejarah, dan mata pelajaran lainnya. Pembelajaran agama akan menjadi lebih menarik dan menyenangkan jika kreatif dalam penyampaiannya. Misalnya dengan lagu Sangu Batulak. Anang Ardiansyah menanamkan pesan pentingnya menyiapkan diri menghadapi kematian dengan memperkuat iman dan memperbanyak amal. Lagu karya beliau lainnya yang menarik sebagai sarana mengajarkan Sejarah adalah lagu Pangeran Suriansyah yang menceritakan sejarah pendiri Kerajaan Banjar.


1 komentar

1 komentar

  • Ani Wardah
    Ani Wardah
    17 Mei 2025 pukul 22.18
    “Melalui pembelajaran seni, peserta didik tidak hanya belajar teknik berkesenian, tetapi juga belajar memahami diri sendiri, mengelola emosi, bekerja sama, dan memaknai proses. Ini menjadi bagian penting dalam pengembangan pribadi-sosial yang juga menjadi fokus layanan bimbingan dan konseling di sekolah.”
    Reply