FdBNug3og029aauasyNXlTFHjRJFgNaKycZdy6mc

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

Bagaimana Menjadi Pelopor Pendidikan yang Memberdayakan dan Menginspirasi?

Setiap pemimpin lembaga pendidikan harus mampu memberdayakan peserta didik, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang dikelolanya.  Pemimpin lembaga pendidikan bertanggung jawab untuk memastikan semua komponen pendidikan tersebut berfungsi optimal demi tercapainya tujuan pendidikan. Pemimpin secara berkesinambungan berusaha menjadikan lembaga pendidikannya sebagai  inspirasi bagi lembaga pendidikan lain untuk memberikan layanan terbaik bagi peserta didik dalam rangka mencetak generasi berkualitas. 
Lembaga-lembaga pendidikan idealnya terus berusaha menjadi pelopor penyelenggaraan pendidikan terbaik. Sedikitnya, ada empat poin yang harus diperhatikan untuk mewujudkannya, yaitu:

1.      Memiliki Kompas Pendidikan : Visi dan Misi Lembaga

Masa depan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang dimilikinya. Pendidikan sebagai pilar utama untuk mencetak generasi yang berkualitas harus dikelola secara profesional baik dari segi manajemen pendidikan, maupun manajemen qalbunya.

Manajemen pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sekolah berkualitas. Penerapan manajemen yang baik dalam pengelolaan sekolah akan menguatkan penggunaan sumber daya yang dimiliki lembaga menjadi lebih optimal, mendukung terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, dan pencapaian tujuan pendidikan yang efektif. Aplikasi manajemen pendidikan secara profesional memacu terlaksananya operasional sekolah yang efektif dan efisien dalam usaha menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif.

Namun demikian, pengelolaan sekolah hendaknya juga memperhatikan manajemen qalbu. Ini menjadi sangat penting untuk menciptakan keharmonisan antara pengelola lembaga pendidikan dan tenaga pendidikan, tenaga kependidikan dan peserta didik. Manajemen qalbu menumbuhkan motivasi guru mengajar dengan tulus. Manajemen qalbu memberikan gagasan kepada staf untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Manajemen qalbu juga sangat diperlukan untuk membentuk karakter dan akhlak peserta didik, dan meningkatkan kualitas spiritualitas mereka sehingga membentuk mereka menjadi siswa yang memiliki akhlak terpuji, peka terhadap lingkungan, serta memiliki kesadaran diri yang tinggi berkontribusi di masyakarat.

Pelaksanaan manajemen pendidikan dan manajemen qalbu akan berjalan sesuai ekspektasi apabila mengikuti kompas lembaga pendidikan, yaitu visi dan misi yang menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan di sekolah.

Dalam kegiatan workshop Penyusunan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi (VMTS) yang diselenggarakan oleh LPI Sabilal Muhtadin Banjarmasin pada tanggal 20 Juni 2025, Bapak Iwan Perdana, Ph.D selaku pemateri tunggal menjelaskan cara menyusun VMTS kepada para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah seluruh unit satuan pendidikan yang dikelola LPI Sabilal Muhtadin Banjarmasin: PAUD Terpadu, SD, SMP, SMA dan SMK Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin. Kegiatan bertujuan agar setiap sekolah yang dikelola lembaga mampu menyusun Visi dan Misi sekolah.

Pemateri menegaskan pentingnya keselarasan visi dan misi yang disusun oleh setiap satuan pendidikan dengan Visi dan misi LPI Sabilal Muhtadin Banjarmasin sebagai pengelola. Komitmen kuat sekolah yang disusun dalam bentuk misi yang diperlukan untuk mewujudkan visi sebagai cita-cita ideal disesuaikan dengan keunggulan yang dimiliki sekolah sebagai bentuk layanan pendidikan berkualitas kepada masyarakat pengguna. Sekolah harus menetapkan pendekatan sistematis yang tepat dengan mempertimbangkan kelayakan dan kecukupan sumber daya agar tercapai target terukur sebagai tahapan mewujudkan visi.  Semuanya harus seirama dengan nafas dan semangat visi lembaga penyelenggara yakni "terwujudnya pendidikan dan pengajaran yang Islami, bermutu, berdaya saing tinggi serta berakar di masyarakat".


2.      Inovasi dan Kualitas Pembelajaran

Kemajuan teknologi berdampak besar terhadap proses pembelajaran. Dahulu, kegiatan belajar dilakukan secara tatap muka. Kini, kemajuan teknologi, menghadirkan pendekatan baru dalam pembelajaran: pembelajaran daring, dan penggunaan media interaktif seperti situs web, aplikasi, permainan edukasi. Pemanfaat teknologi ini secara signifikan mengurangi kendala batasan jarak dan kendala geografis sehingga memudahkan pembelajaran di daerah-daerah yang sulit dijangkau 

Kemajuan teknologi mendorong inovasi dalam pendidikan. Terlebih di era digital. Kemajuan teknologi memungkinkan akses informasi yang lebih luas, pengalaman belajar yang lebih interaktif, dan metode pembelajaran yang lebih efektif. Perkembangan teknologi menawarkan kemudahan-kemudahan yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan. Misalnya menggunakannya untuk menunjang pembelajaran berbasis STEAM: Sains (Science), Teknologi (Technology), Teknik (Engineering), Seni (Art), dan Matematika (Mathematics).

3.      Pembentukan Karakter, Penanaman Nilai dan Religiusitas

Mewujudkan generasi berkualitas tidak semudah membalik telapak tangan. Prosesnya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Terlebih lagi jika output yang diharapkan adalah profil yang memiliki integritas, kepemimpinan, dan kepedulian sosial yang membawa perubahan positif di masyarakat. 
Lulusan yang mampu menciptakan lingkungan masyarakat yang berempati, kreatif, dan tanggung jawab hanya akan terwujud apabila sekolah bersungguh-sungguh fokus membentuk karakater peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kedisiplinan, juga penanaman religiusitas.


4.      Kolaborasi dan Dampak Sosial

Berjuang sendirian itu berat. Peluang berhasilnya pun tidak sebesar jika bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan bertujuan sama. Sekolah yang menginginkan lulusannya berdaya, menghasilkan output yang memiliki integritas, kepemimpinan, dan kepedulian sosial harus berkolaborasi dengan pihak lain agar berdampak sosial yang besar dan positif.

Untuk dapat menjadi pelopor pendidikan yang memberdayakan dan menginspirasi,  sekolah dapat berkolaborasi dengan:  

(1)   Dunia Usaha dan Industri

Sekolah melaksanakan program magang, mengunjungi industri, atau menghadirkan praktisi sebagai narasumber. Dengan cara ini peserta didik dapat memahami dunia kerja dan mengembangkan keterampilan yang relevan karena belajar langsung dari pengalaman/ lapangan.

(2)   Komunitas Lokal

Sekolah  menjalin kerja sama dengan komunitas-komunitas yang ada di masyarakat dalam kegiatan sosial, seperti program pemberdayaan masyarakat, kegiatan peduli lingkungan, atau bakti sosial untuk menumbuhkan rasa kepedulian sosial dan kepekaan terhadap isu-isu di sekitar. Ini penting untuk menambah pengalaman dan wawasan peserta didik sekaligus meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi. 

 Ke-4 poin tersebut merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh lembaga penyelenggara pendidikan yang berkeinginan kuat mengambil peran strategis membawa perubahan positif di masyarakat, dengan berupaya menjadi pelopor pendidikan yang memberdayakan dan menginspirasi.



0

Posting Komentar