FdBNug3og029aauasyNXlTFHjRJFgNaKycZdy6mc

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Bookmark

True Friend vs Fake Friend: Pelajaran dari Bu Rufina

Seketika bayangan Bang Ries Wisnu, Bang Tri Wahyudi, Bang Sehan, “hadir” di depan mata saat Bu Rufina mengisi acara mimbar akademik Visioner sekaligus kegiatan rutin P3KG SM Banjarmasin, Rabu (15/10/2025).

Materi yang dipaparkan Bu Rufina, Guru Bimbingan Konsultan SMK Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin, itu mengingatkan saya pada kawan-kawan semasa SMA yang hingga kini masih akrab meski sebatas komunikasi grup WhatsApp.

Persahabatan yang dicintai dan dibenci Allah SWT

Memilih teman tidaklah mudah. Harus extra hati-hati. Salah memberikan kepercayaan, keliru berbagi curatan hati bisa fatal: materiil, luka batin bahkan berujung malu. Salah bergaul juga beresiko terpapar racun pemikiran dan tertular gaya hidup yang tidak sehat.

Persahabatan, tema yang diangkat Bu Rufina tak sekadar menarik namun penting untuk didiskusikan. Bagi pendidik, pemahaman mengenai true friend and fake friend tampaknya wajib dikuasai agar mampu memberikan pencerahan kepada murid. Bukan tanpa alasan, banyak pelajar yang terjebak pada aksi menyimpang gegara salah memilih kawan.

Bu Rufina menekankan pentingnya bersikap selektif dalam dunia “perkoncoan”. Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, Beliau mengingatkan para hadirin yang ada di lab micro teaching Visioner dengan bertanya, "Masih ingatkah kalian dengan peringatan Nabi kita? Orang yang bergaul dengan penjual minyak wangi akan mendapat keharuman, sedangkan orang yang bergaul dengan tukang pandai besi berisiko terkena percikan api atau mencium bau asapnya yang tidak sedap," ujar beliau.

Panjang-lebar penjelasan Bu Rufina tentang persahabatan mengingatkan saya sebuah artikel berjudul “Etika Persahabatan (al-Sadaqah/Friendship) dalam Islam” tulisan Mohd Nasir Omar. Beliau mengatakan persahabatan manusia mempunyai berbagai jenis dan tujuan. Persahabatan yang dicintai Allah SWT adalah persahabatan yang terjalin atas dasar kebaikan dan takwa, bukan yang melibatkan dosa, permusuhan, serta kegiatan haram atau jenayah.

Dedikasi dan kecintaan Bu Rufina yang tulus terhadap pendidikan menjadi pendorong utama kepeduliannya untuk memajukan SDM Indonesia, khususnya SMK Islam Sabilal Muhtadin Banjarmasin, tempat Beliau berkarya.

“Saya berkomitmen kuat melindungi murid-murid saya. Saya tidak mau murid-murid saya terjatuh dalam pergaulan yang tidak diridhai Allah. Karena itu, Saya merasa berkewajiban membimbing mereka agar mengetahui cara memilih kawan yang benar,” ujarnya lantang. 

Ciri-ciri True Friend

Beruntunglah kita apabila memiliki kawan yang baik karena teman sejati itu tidak banyak. Meskipun hanya satu orang, rawatlah hubungan pertemanan yang sehat dengannya. Menurut Bu Rufina, ada beberapa ciri-ciri kawan yang baik, antara lain:

1.        Jujur dan bisa dipercaya

2.        Mendukung dengan tulus: hadir saat dibutuhkan

3.        Berempati terhadap perasaanmu

4.        Mendorongmu menjadi pribadi yang lebih baik

Ciri-ciri Fake Friend

Tidak semua orang yang berada di sekitar kita adalah teman. Bisa jadi senyum, dan canda tawa yang disuguhkannya ke hadapan kita itu palsu. Berlagak seolah turut bahagia saat kita senang, padahal jealous. Bersikap seolah turut sedih saat kita ditimpa kesusahan, padahal dalam hatinya bersorak gembira melihat kita berduka.

Kita tidak bisa mengetahui siapa yang betul-betul kawan, atau sekadar berpura-pura. Namun kita melihat beberapa ciri-ciri teman palsu yang dijelaskan Bu Rufina agar bisa lebih waspada. Diantaranya:

1.        Hanya datang saat membutuhkan

2.        Egois dan manipulatif

3.        Suka menggosipkan kita di belakang

4.        Iri akan kesuksesan kita

Integrasi Nilai-Nilai Persahabatan

Nilai-nilai persahabatan dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran: memasukan cerita, membuat soal yang relevan dengan materi, mendesain aktivitas pembelajaran yang berfokus pada kerja sama, keteladan melalui perilaku guru. Hal ini akan membuat peserta didik akan belajar tentang pentingnya kemampuan berempati, berkomunikasi, dan berkolaborasi melalui pengalaman praktis, diskusi, dan pemecahan masalah dalam kelompok.

Persahabatan berkualitas mendorong lahirnya insan-insan yang tidak hanya unggul secara kognitif, tetapi juga menjadikan pribadi-pribadi yang bijak, dan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Dengan integrasi ini, peserta didik akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang menjadi bekal bagi masa depan mereka.

 

Terima kasih Bu Rufina.

Pengetahuan yang sangat bermanfaat untuk kami

 

Posting Komentar

Posting Komentar